Memang ya
di jaman yang serba sulit ini khususnya di pengaturan keuangan kadang income
minus perbulannya, wah itu yang perlu dikhawatirkan, nah sebagai ibu rumah
tangga juga saya kadang cemas, meskipun saya kerja tapi tetep was – was.
Ironi dan Dilema Ibu
Rumah Tangga Dewasa Ini Hidup
semakin susah, biaya kebutuhan sehari-hari cenderung naik terus mulai dari
urusan sembako, sayur mayur, listrik, telepon, serta biaya rumah tangga
lainnya. Agaknya, tidak ada ibu rumah tangga manapun yang mengatakan tidak
setuju dengan pernyataan tersebut, 100% dipastikan akan mengatakan “YA” jika
ada survey mempertanyakan fenomena semakin meningkatnya biaya-biaya itu. Juga,
sejalan dengan perkembangan dan perjalanan sebuah rumah tangga, telah pula
menuntut kenaikan kebutuhan non harian seperti kebutuhan biaya sekolah, kursus,
pakaian, asesoris dan biaya lainnya. Disisi lain, porsi perempuan menikah di
perkotaan yang berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga (tidak punya income
tetap) masih dominan. Mereka mengelola keuangan rumah tangga dengan
mengandalkan dari pendapatan kerja sang suami, yang dalam hal ini sering
disebut sebagai single income generator atau bahasa kerennya adalah “single
gardan”.
Inilah sebuah ironi
sekaligus dilema yang dihadapi para Ibu rumah tangga dewasa ini. Pertama,
merasa pusing dengan biaya-biaya yang cenderung naik, namun pada saat yang
bersamaan tidak produktif atau tidak mampu menghasilkan income tambahan. Kedua,
merasa ingin sekali untuk membantu dan menghasilkan income tambahan tapi juga
merasa tidak memiliki kemampuan untuk mencari solusi yang praktis, tanpa harus
meninggalkan kesibukannya sebagai ibu rumah tangga.
3
Alasan Kenapa Mesti Produktif?.
Apa perlunya seorang ibu rumah tangga harus
produktif atau mampu menghasilkan uang tambahan (cash in flow) bagi keluarga?.
Paling tidak, ada tiga alasan utama yang mendasari dan perlu direnungkan oleh
para Ibu Rumah Tangga.
Pertama,
adalah untuk mencarikan solusi atas ironi dan ”kepusingan” atas biaya dan
keinginan menambah aliran dana masuk bagi keluarga. Bahwa kebutuhan semakin
bertambah dan ”apa boleh buat” tidak bisa dibendung, pertumbuhan tingkat
kebutuhan tersebut lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan
tingkat penghasilan sang suami. Seorang suami yang berprofesi sebagai karyawan
(pegawai) baik pegawai negeri maupun pegawai swasta, biasanya akan mendapatkan
kenaikan atau penyesuaian gaji secara tahunan. Dan, tingkat penyesuaian itupun
ukurannya selalu mengacu kepada rata-rata tingkat inflasi di atas kertas.
Padahal, kenaikan kebutuhan (biaya-biaya hidup) yang riil sangat jauh di atas
nilai inflasi yang di buku. Dengan produktivitas (usaha produktif) dari Ibu
rumah tangga, maka secara langsung akan mengurangi kesenjangan (GAP) antara
kedua tingkat pertumbuhan tersebut.
Kedua,
adalah untuk membiasakan diri dan belajar sebagai sumber income alternatif (ban
serap) bagi rumah tangga. Posisi suami yang cukup kuat dan dapat menjamin laju
uang masuk (pendapatan) keluarga saat ini, tentulah tidak akan secara pasti
bisa bertahan sampai jangka panjang. Meskipun kita tidak berharap untuk sesuatu
terjadi di tengah jalan terhadap suami yang menyebabkan kemampuan
produktivitasnya menurun, namun hidup dan masa depan adalah sesuatu yang tidak
bisa diduga ujung atau akhirnya. Jika, terjadi apa-apa dengan sang suami, maka
Ibu yang sudah belajar dan terbiasa produktif tentulah tidak akan terguncang
dahsyat menghadapinya. Dengan persiapan dirinya sebagai antisipasi alternatif sumber
income keluarga, dia akan tegar dan cepat pulih dan bisa mandiri seandainya
menghadapi situasi yang tak diinginkan terhadap sang suami.
Ketiga,
menjadi produktif adalah salah satu bentuk olah raga otak (pikiran) di samping
olah raga jasmani (badan). Ibu-ibu yang memiliki usaha (meskipun kecil-kecilan)
akan cenderung lebih kreatif, inovatif dan cepat tanggap dalam menyelesaikan
persoalan diri dan rumah tangganya dibandingkan dengan Ibu-ibu yang hanya
konsumtif, di rumah untuk mengurusi anak dan keluarga saja. Disamping itu,
mereka yang produktif juga cenderung lebih sabar, mudah berkomunikasi dan
bersosialisasi dan lebih luas wawasannya. Dengan berusaha, berarti kita
memegang tanggung jawab, kita harus memberikan dan mempunyai sebuah standar
pelayananan terhadap orang lain (customer), kita memutar otak bagaimana supaya
bisa bertahan dan maju. Tak ketinggalan, kita berinteraksi dengan banyak sekali
karakter dan latar belakang orang, yang akhirnya bisa membuat kita lebih
matang, lebih toleransi dan lebih memahami arti pentingnya sebuah ikhtiar dan
kerjasama.
3
Prinsip Untuk Menjadi Ibu Rumah Tangga Produktif Berpenghasilan
Menjadi Ibu Rumah Tangga yang produktif
tidak ada syarat khusus. Tidak perlu sekolah dan waktu belajar khusus, tidak
perlu bekerja penuh waktu, tidak perlu modal yang besar, tidak perlu
perencanaan dan konsep yang berbelit-belit serta tidak memerlukan pengalaman
yang lama sebelumnya. Yang diperlukan hanyalah sebuah tekad dan kemauan yang
solid untuk memulai dan untuk berhasil.
Terdapat tiga prinsip utama yang hendaknya
dapat dipegang erat oleh seorang Ibu rumah tangga yang ingin merubah dirinya
dari konsumtif ke produktif dengan adanya keinginan memulai usaha, yaitu:
Prinsip
Keyakinan.
Harus memilih jenis usaha yang spesifik
(terfokus), tidak bimbang dan tidak terlalu banyak alternatif yang akhirnya
membingungkan. Harus menjalaninya dengan penuh keyakinan akan adanya proses
awal, adanya proses pengembangan serta akan adanya hasil yang memuaskan. Harus
juga ada konsistensi dan kesabaran dalam berproses, paling tidak dalam jangka
waktu tertentu (6 sampai 12 bulan). Dengan menganut prinsip ini maka Anda akan
tidak mudah terombang-ambing dan tidak pula akan cepat menyerah di tengah
jalan. Inilah modal besar yang terkadang dilupakan oleh tidak sedikit orang yang
baru memulai sebuah usaha.
Prinsip
Efektifitas.
Jenis usaha yang dipilih hendaknya sesuatu
yang bisa dengan cepat dan praktis untuk dijalankan, karena kita berpacu dengan
waktu dan motivasi kita. Jangan memilih untuk memulai sebuah usaha yang sangat
membutuhkan waktu lama (berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun) untuk
merencanakannya atau untuk mempersiapkannya. Energi Anda harus disimpan dan
dihemat-hemat sampai akhirnya proses itu membuahkan hasil, maka jangan terlalu
berlama-lama dalam persiapan. Prinsipnya, pilih dan jalankanlah jenis usaha
yang dengan cepat, mudah dan praktis untuk dimulai. Dengan demikian, Anda akan
memiliki cukup energi dan motivasi untuk mengawal serta mengikuti perkembangan
dan hasilnya dalam waktu yang relatif singkat.
Prinsip
Efisiensi.
Memulai suatu usaha juga tidak melulu harus
dengan identik dengan modal besar. Mulailah dari modal investasi yang sekecil
mungkin dan terukur, serta gunakanlah sumberdaya internal terlebih dahulu
sebelum menggunakan sumberdaya eksternal. Jangan berpandangan bahwa segala
sesuatunya harus terlihat mewah dan lengkap (meskipun tidak diperlukan saat
itu). Semakin Anda meyakini dan menjalankan prinsip efisiensi ini, semakin
terkontrol pengeluaran operasional Anda serta semakin dekat kepada sebuah hasil
(keuntungan) yang diinginkan.
3 Kiat
Sukses Menjadi Ibu Rumah Tangga Yang Produktif.
Jika sudah maklum akan perlunya untuk
menjadi Ibu rumah tangga yang produktif serta sudah dapat menguasai prinsip
memulai usaha seperti diskusi kita di atas, maka sekarang tinggal sedikit tips
bagaimana menjalankan usaha supaya Anda bisa menjadi Ibu rumah tangga yang
produktif. Dalam tulisan ini, saya menyajikan serba 3 (tiga), sehingga kiat
jitu menjadi Ibu rumah tangga yang produktifpun ada tiga;
Pilihlah
jenis usaha yang sesuai kemampuan Anda.
Mulailah usaha dengan sesuatu yang rasanya Anda kuasai (sesuai hobby, pernah berkecimpung di bidang itu meskipun tidak lama, atau pernah belajar/memiliki referensi sebelumnya). Juga jangan merubah terlalu banyak waktu beraktivitas Anda sehari-hari dari pola yang sebelumnya ke pola baru. Karenanya, usahakan memilih usaha yang kalau bisa dilakukan di rumah atau kalaupun diluar rumah hendaknya tidak terlalu berjauhan dengan lokasi rumah Anda. Buatlah produk yang Anda sudah dapat membayangkan arah atau peluang penjualannya (calon pembelinya), dan carilah jenis usaha atau produk yang memiliki rersiko yang tidak besar.
Pasarkan
dengan cara yang unik dan menggunakan sistem sinergi.
Produk atau jasa yang akan dipasarkan hendaknya memiliki tampilan dan ciri khas tersendiri. Tekstur yang berbeda, kemasan yang user friendly dan unik, serta kandungan manfaat atau pelayanan yang mungkin tidak bisa digantikan oleh produk atau jasa orang lain. Tampil beda, demikianlah kata yang singkat untuk menggambarkan bagaimana Anda harus mampu menghasilkan pencitraan produk atau jasa yang akan Anda pasarkan. Selain itu, faktor pendistribusiannya pun harus benar-benar diperhatikan. Agar murah dan efektif, maka ciptakanlah sinergi sebanyak mungkin dengan pihak lain. Selain murah, bersinergi dengan sebanyak mungkin channel distribusi akan membuat Anda bisa cepat memahami channel mana yang lebih efektif dan menguntungkan sehingga pada tahap berikutnya bisa lebih diprioritaskan atau difokuskan.
Tangani
dan kontrol langsung dan lebih intens.
Karena usaha untuk menjadi Ibu runmah tangga produktif ini baru dimulai, maka jangan terlalu banyak dan terlalu cepat mengandalkan pengelolaan bisnis Anda kepada orang atau pihak lain. Terjunlah secara langsung memimpin aktivitas usaha tersebut, dengan demikian Anda akan lebih cepat memahami proses lahir dan berkembangnya. Segala sesuatu yang terjadi termasuk permasalahan yang timbul dapat segera dicarikan solusinya dan diputuskan tindakan apa yang akan diambil saat itu juga. Jika Anda menyerahkannya kepada orang lain, maka Anda akan ketinggalan berita (up date) sehingga sangat mungkin akan melenceng dari rencana dan keinginan semula.
Selamat mencoba menjadi Ibu rumah tangga
yang produktif, dan selamat terbebas dari ironi masalah keuangan rumah tangga
Anda.
saya termasuk didalamnya nih. sejak menikah memutuskan resign dan jadi IRT. dan skr ini ada banyak banget cara untuk IRT agar produktif dan menghasilkan :) yg pst kunci utama adalah izin dan restu dari suami. hehe
ReplyDeleteWahh ada blogger favorit mampir, nuhun ya teteh betul bnget asal kitanya kreatif memanfaatkan waktu plus izin suami insha allah berkah. Aamiin
ReplyDeletesemoga nanti ketika akan memutuskan reisgn dan jadi irt full bisa terus produktif. amin
ReplyDelete